19 April 2010

DIMANA LETAK KECANTIKAN SEORANG WANITA?

Kecantikan wanita, ada pada kehangatan sikapnya yang mampu menggetarkan sensitifitas dan kecintaan pria

Kecantikan wanita itu ada pada kelembutan sikapnya

Kecantikan wanita itu berada dalam pandangannya yang teduh dan suaranya yang hangat, hingga pria merasa tentram disampingnya

Kecantikan wanita berada dalam senyumannya yang menambah kecantikannya serta membuat gembira pria.

Kecantikan wanita itu berada pada intelektualitasnya. Bukan ilmu yang di peroleh dari ijasah formal, melainkan dari ilmu yang berasal dari sumber-sumber Islam yang jernih.

Kecantikan wanita di peroleh dari seberapa jauh pengetahuannya akan tanggung jawabnya terhadap keluarga, rumah, anak-anak, masyarakat dan umat

Kecantikan wanita berada pada kemampuan dan keinginannya untuk memberi

IMPLEMENTASI LIFE SKILL DALAM KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Hakikat dan Pengertian
Pengembangan Kurikulum merupakan bagian yang essensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran, melainkan lebih dititikberatkan pada peningkatan kualitas Pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses merencanakan dan menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasari hasil pengkajian terhadap kurikulum yang telah berlaku sehingga dapat memberian kondisi belajar-mengajar lebih baik dan berkualitas.
Kurikulum dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan sehingga dituntut memiliki sifat anticipatory, bukan hanya sebagai reportorial. Hal ini berarti kurikulum harus dapat “meramalkan” kejadian masa mendatang, tidak hanya melaporkan keberhasilan belajar peserta didik saat itu ataupun masa lalu.
Pengembangan kurikulum mempunyai dua makna, yakni penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (Curriculum Construction) dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada (Curriculum Improvement).
Berdasar focus sasaran yang ingin dikuasai, Nana Syaodih (2000:2) menyebutkan lima pendekatan dalam pengembangan kurikulum sebagai berikut:
Pertama : Pendekatan penguasaan ilmu pengetahuan, merupakan model pengembangan kurikulum yang menekankan isi atau materi dan memuat segi-segi kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi) yang diambil dari bidang-bidang ilmu pengetahuan.
Kedua : Pendekatan kemampuan standar, menekankan pada penguasaan kemampuan potensial yang dimiliki peserta didik sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
Ketiga : Pendekatan kompetensi adalah model pengembangan kurikulum yang menekankan penguasaan kemampuan atau kompetensi-kompetensi, yaitu kompetensi kejuruan (vocasional) untuk sekolah kejuruan dan kompetensi professional (keahlian) untuk perguruan tinggi.
Keempat : Pendekatan pembentukan pribadi, menekankan pengembangan atau pembentukan aspek-aspek kepribadian secara utuh. Aspek yang dikembangkan adalah seluruh aspek kepribadian
Kelima : Pendekatan pemecahan masalah kemasyarakatan, diarahkan pada terciptanya masyarakat yang lebih baik. Pengembangan kurikulumnya menekankan pada pengembangan kemampuan memecahkan masalah-masalah penting dan mendesak yang ada di masyarakat.

Kelima pendekatan tersebut, kendati nampak berbeda-beda dalam penekanannya, namun menunjukkan kesamaan berkenaan dengan perlunya standar yang mesti dicapai dan atau dikuasai peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yang selanjutnya disebut dengan standar kurikulum.
R. Ibrahim (2000:2) menyatakan, “ Standar Kurikulum dapat diartikan sebagai perangkat rumusan tentang apa yang harus dipelajari dan dikuasai peserta didik maupun kadar/ tingkat penguasaan yang diharapkan dari peserta didik, setiap mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan”.
Dari pengertian tersebut terdapat dua komponen standar yang tercakup dalam rumusan standar kurikulum, yakni; Standar isi (content standards) yang tercermin dalam pernyataan apa yang harus dipelajari dan dikuasai peserta didik; serta standard prilaku (performance standard) yang tercermin dalam pernyataan kadar/ tingkat penguasaan yang diharapkan dari peserta didik.
Seiring dengan hal tersebut, Indra Djati Sidi (2000:3) menyebutkan bahwa dalam pendidikan dikenal dua jenis standar, yaitu: standar akademis (academic content standards) dan standar kompetensi (performance standard)
Standar akademik mendefinisikan apa yang seharusnya dikuasai oleh siswa. Standar akademis merefleksikan pengetahuan dan keterampilan esensial setiap disiplin ilu yang harus dipelajari oleh seluruh siswa.
Standar kompetensi menjelaskan sejauh mana siswa seharusnya menguasai suatu pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi ditunjukkan dalam bentuk proses atau hasil kegiatan yang didemonstrasikan ole siswa sebagai penerapan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) nampak menekankan perpaduan antar pendekatan, dalam arti bahwa kurikulum yang dikembangkan memfokuskan pada penguasaan kemampuan aspek-aspek kepribadian serta pemecahan masalah maupun kemampuan potensial peserta didik.
Hal ini dapat terlihat secara jelas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Dalam PP tersebut, ditetapkan Lingkup Standar Nasional pendidikan meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Standar isi; adalah ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam criteria kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran, yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar proses; adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan; adalah criteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana; adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan criteria minimal ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten, /kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Standar pembiayaan pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Seiring dengan standar pendidikan nasional diatas kehadiran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam kebijakan baru dunia pendidikan secara umum serta proses pembelajaran pada khususnya, merupakan suatu alternative strategis dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa, baik dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa, baik dalam aspek perencanaan, proses pengelolaan pembelajaran maupun dalam penetapan hasil belajar siswa.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)” merupakan seperangkat kemampuan potensial yang harus dikembangkan satuan pendidikan dalam membina serta membekali para peserta didik dengan standar kompetensi tertentu, yang berbasis pada kemampuan setiap satuan pendidikan yang ada.

B. Proses Pengembangan Kurikulum
Tumbuhnya pengembangan kurikulum secara desentralisasi merupakan bukti adanya pertumbuhan dlam proses pengelolaan dan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum bergerak kearah mekanisme administrative yang berhubungan dengan usaha pengembangan program yang disesuaikan dengan potensi, karakteristik dan kebutuhan daerah bahkan secara spesifik berdasar potensi dan kemampuan sekolah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efesiensi penyelenggaraan system pendidikan pada umumnya dan proses belajar mangajar pada khususnya.
Konsekwensinya pemerintah pusat harus memberikan kepercayaan dan tanggung jawb sepenuhnya kepada daerah dalam hal ini Kantor Dinas Pendidikan Propinsi, yang selanjutnya harus dapat menciptakan iklim yang kondusif pada lembaga pelaksana (sekolah dalam mengembangkan kurikulum)
Secara teoritis desentralisasi memberikan keuntungan yang besar dan dapat bernilai tinggi. Penilaian mengenai hal ini bisa secara abstract ataupun konkrit tergantung pada kondisi kebijakan dan social ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
Dari sudut pandang ini, pola pendekatan pengembangan kurikulum secaraa desentralisasi selayaknya dapat mencapai sasaran pada proses perencanaan dan pemrograman secara menyeluruh . selain itu sanggup merancang maupun mengontrol kegiatan administrative (pengembangan kurikulum) sebagaimana mestinya. Proses hasil perencanaan program harus dilaksanakan secara tuntas. Sebaliknya jangan hanya merupakan suatu petunjuk (indikasi) kegiatan dalam rangka pengaturan yang menjamin penerapan pelaksanaan hasil pengembangan program.
Berkenaan dengan hal tersebut Subandijah (1996:204), menyatakan bahwa pengembangan kurikulum dapat berlangsung dengan baik apabila memiliki 5 perhatian utama yaitu:
1. karakteristik khusus system social, ekonomi dan kekuasaan
1. tingkat evolusi dan kompleksitas administrative
2. ketidaksamaan antara kesungguhan pemerintah daerah dalam mendistribusikan maupun cara pengumpulan data
3. keterbatasan tenaga teknis secara khusus
4. ketersediaan bantuan untuk pelaksanaan program dari pihak pemerintah maupun swasta.

Penyelenggaraan pendidikan yang menerapkan pola pengembangan kurikulum secara desentralisasi menuntut adanya kerja sama dan partisipasi berbagai pihak, tidak hanya pihak yang terlibat secara langsung dalam dunia pendidikan dan pelaksanaan kurikulum. Hal ini berdasar asumsi bahwa semua pihak secara moral bertanggung jawab atas kelancaran serta keberhasilan pelaksanaaan pendidikan.

Sepenggal Coretan di Medio April 2010

SEPENGGAL CORETAN DI MEDIO APRIL 2010.
UNTUK SEBUAH ILMU DAN PENGETAHUAN

S
ebatas ini saja pengetahuanku, yang aku gelar dihadapanmu, wahai anak-anakku
Tidak terlalu banyak yang aku sampaikan, karena keterbatasan ruang yang ada pada simpanan ilmuku. Jika engkau meminta yang lebih, akan aku tunjukkan dimana tempat yang bisa kau timba ilmu, untuk menambahnya. Jangan terlalu menuntut akan sebuah kesempurnaan dari yang pernah aku berikan..cukup sudah kesempurnaan itu, datang dari keyakinan hatiku, bahwa apa yang telah aku berikan untukmu adalah sungguh-sungguh telah sempurna..jangan pula engkau meminta yang lebih baik dari yang pernah aku berikan kepadamu, karena apa yang aku berikan itu sudah yang terbaik menurut kata hatiku.
Jika disuatu hari nanti, engkau temukan ada yang salah dari apa yang aku berikan kepadamu, sesungguhnya itu bukan kesalahan yang datang dari ilmuku.. semua karena perjalanan waktu. Ingatlah bahwa waktu itu berputar dan terus berputar..dari perputaran itulah kemudian, sedikit demi sedikit menggeser nilai kebenaran yang sudah diyakini benarnya, untuk kemudian terjadilah kesepakatan untuk menyalahkan semua kebenaran itu..
Demikianlah anak-anakku,
Bahwa antara pengetahuan dan orang yang mencarinya, selalu tidak sejalan dan sepaham. Pengetahuan pada hakekatnya tidak nisbi atau relative. Dia eksis dan tidak akan pernah berubah dalam bentuk sejatinya wujud dimana ketika pertama kali ia menjadi sebuah pengetahuan dan ditemukan oleh manusia, sang pencari pengetahuan.
Akan tetapi ketahuilah bahwa; manusia adalah mahluk inovasi yang tumbuh bersama karsa dan keinginan yang baru. Maka ketika dia menemukan satu ilmu, lalu mereka memadukreasikan dengan temuan yang dulu-dulu, maka di sana terjadi kontradiksi yang tajam, antara menolak yang baru dan mempertahankan yang lama, atau membuang yang sudah ada, dan menerima yang baru. Demikian pertentangan itu selalu terjadi, yang pada akhirnya, kodrat manusia yang berdiri diatas napsu, tersebutlah yang kemudian memenangkannya. Yang baru kemudian masuk, menggantikan yang lama. Begitu dan begitu seterusnya,..
Untuk diketahui bahwa; laku manusia pada ilmu, sebenarnya bukan hak permanen karena mereka tidak memiliki hak patent untuk melanggengkan kepemilikan mereka. Ilmu akan terus dan terus berpindah…mereka akan selalu bergerak meleburkan yang lama, memunculkan yang baru, menggugurkan yang sudah diyakini, dan berusaha untuk melegalkan yang baru…
K ita tidak bisa memastikan, kapan pengetahuan itu akan berakhir, dan tidak bisa dijelaskan, kemana ilmu lam itu pergi dan menghilang.
Demikian yang bisa aku berikan kepadamu wahai anak-anakku, tetaplah konsisten dan tawadzu dalam mencari ilmu, ingatlah bahwa, ketawadzuan seseorang ketika mencari ilmu, akan membawa keberkahan yang besar. Jangan sungkan untuk bertanya, jika engkau tidak bisa, jangan malu untuk mengatakan tidak tahu jika memang engkau tidak tahu, dan jangan sungkan untuk menyampaikan kebenaran jika engkau sudah yakin bahwa engkau adalah benar….belajarlah berani pada jalan yang benar, takutlah pada kesalahan..artinya; ketika engkau merasa bahwa salah itu datan dari ucapanmu, maka segeralah untuk meminta maap, koreksi dang anti jika engkau bisa mengoreksinya, dan biarkan orang lain utuk membenarkan nya, jika memang engkau tidak bisa untuk membenarkannya…
Terakhir pesanku kepadamu, berbuat baiklah dengan ilmumu, belajarlah untuk menjadi orang bijak, dan adil pada ilmu, karena ketika kita sudah bisa berbuat baik dengan ilmu kita, sudah bisa berlaku bijak dan adil dengan ilmu kita, maka; perbuatan kita, akan terus menetes dan mengalir dalam alam kehidupan, yang pada akhirnya akan menjadi danau tenang bagi semua manusia. Camkan itu wahai anak-anakku…..camkan..
Terimakasihku atas segenap pengertianmu wahai anak-anakku.


Indramayu, Medio, April 2010

17 April 2010

RINGKASAN TESIS;

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia sedang menghadapi persaingan dunia global, dalam bidang ekonomi, politik, sosial maupun pendidikan, apalagi dengan dimulainya AFTA (Asean Free Trade Are) dan AFLA (Asean Free Labour Area) ini mengharuskan tenaga kerja Indonesia mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. Untuk itu maka di butuhkan tenaga kerja yang handal dan berkualitas. Ini hanya dapat dimungkinkan jika sumber daya manusia (SDM) Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan mumpuni.
Keberhasilan pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh banyak aspek, salah satunya adalah sarana dan prasarana yang memadai, disamping loyalitas dan dedikasi para pengajar terhadap pendidikan itu sendiri. Para pendidik (guru) merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan. Mereka dituntut untuk secara totalitas memberikan kemampuan profesionalnya terhadap dunia pendidikan, sehingga tercapai hasil yang baik dan berkualitas. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka memperbaiki kualitas guru dan hasil yang baik, pemerintah berusaha untuk memperbaiki kualitas mereka melalui kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi guru, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Mengapa hal ini di lakukan? Karena kinerja guru yang rendah, akan berdampak kepada produktivitas kerja.
Timbulnya berbagai masalah yang menyangkut kinerja guru dan kepuasan dalam bekerja berkaitan erat dengan lingkungan kerja dan situasi. Sehingga peran kepala sekolah sebagai penanggung jawab proses kegiatan belajar, harus bisa memberi kan solusi tepat untuk mengatasi segala problema yang berkaitan dengan kinerja guru. Salah satu cara untuk mereview sejauh mana guru bisa mengaplikasikan ilmunya kepada murid-muridnya adalah melalui kegiatan supervisi yang meliputi: Perencanaan, Pengorganisasian, dan Penggerakan.
Kepuasan kerja merupakan kunci keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya. Besarnya gaji yang diterima bukan satu-satunya alat yang bisa dijadikan patokan, beberapa factor lain yang juga ikut mempengaruhi adalah: hubungan atasan dengan bawahan (rekan kerja) pengembangan karier, pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, serta fasilitas yang disediakan dan diberikan.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat di identifikasi beberapa factor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru adalah: (1) Gaji (2) Pekerjaan itu sendiri (3) Rekan kerja (4) Atasan (5) Supervisi (6) Promosi (7) Lingkungan kerja.
Kepuasan kerja guru merupakan perwujudan sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Guru yang merasa puas dalam bekerja akan berkomitmen terhadap sekolahnya. Sementara ketidakpuasan para guru SMP di kabupaten Indramayu, nampak dari penurunan tingkat produktivitas yang dilihat dari prosentase tingkat kehadirannya di sekolah.

1.2.1 Perumusan Masalah
Supaya jelas permasalahan yang diteliti, dimana terdiri dari supervise dan budaya kerja, (Variabel bebas) dan Kepuasan guru (Variabel terikat), maka dirumuskan beberapa masalah sbb:
1. Seberapa besar pengaruh supervise terhadap kepuasan kerja guru?
2. Seberapa besar pengaruh budaya kerja terhadap kepuasan kerja guru?
3. Seberapa besar pengaruh supervise dan budaya kerja secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Besarnya pengaruh supervise terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri di kabupaten Indramayu.
b. Besarnya pengaruh budaya kerja terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri di kabupaten Indramayu
c. Besarnya pengaruh supervise dan budaya kerja secara bersamaan terhadap keputusan kerja guru SMP Negeri di kabupaten Indramayu.

1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis maupun secara praktis.

1.4.1 Keguanaan Teoritis
Yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen pendidikan yang menyangkut supervisi dan budaya kerja terhadap kepuasan kerja.

1.4.2. Kegunaan Praktis
Yaitu diharapkan dapat mengatasi persoalan mengenai menurunnya kepuasan kerja guru. Implikasi dari penelitian ini dapat diterapkan oleh Dinas Pendidikan sebagai pemegang otoritas, maupun oleh Kepala Sekolah maupun oleh guru dan semua komponen sekolah supaya bisa meningkatkan budaya kerja.












BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Supervisi
2.1.1.1 Pengertian Supervisi
Supervisi artinya pengawasan yaitu pengawasan di bidang pendidikan. Dimana pelaku atau orangnya disebut pengawas atau Supervisor Pendidikan. Seorang pengawas atau supervisor memiliki keahlian dalam bidang yang meliputi pengalaman, pendidikan, kecakapan atau ketrampilan.
Untuk memperoleh gambaran komparatif, dibawah ini ada beberapa kutipan yang penulis quot yang berhubungan dengan supervisi diantaranya; Wiles (Ametambun: 2007) menyatakan bahwa: “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Sementara Adam dan Dickey merumuskan supervise sebagai pelayanan, khususnya yang menyangkut pengajaran dan perbaikan yang menyangkut proses belajar mengajar, yaitu:
“Supervision is a service particularly concerned with instruction and its improvement. It is a directly concerned with teaching and learning and with the factors included in and related to these process-teacher, pupil, curriculum, materials of instruction, socio-physical environment of the student.”

Perumusan yang diberikan oleh Adam and Dickey sesungguhnya menyangkut hakekat dari supervisi pendidikan yaitu memberikan pelayanan kepada orang yang di supervisi. Sementara itu Briggs dan Justman dalam “Improving through supervision” merumuskan supervise sebagai usaha sistematik dan terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan perkembangan guru secara efektif.
Supervision is the systematic and continuous effort to encourage and direct such self-activated growth that the teacher is increasingly more effective in contributing to the achievement of the recognized objectives of education with pupils under his responsibility.

Dari pendapat Briggs dapat disimpulkan bahwa; supervisi lebih di tekankan pada pertumbuhan dan perkembangan diri orang-orang yang disupervisi.
Dari beberapa kutipan diatas, dapat penulis rumuskan bahwa; supervise pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan, yaitu untuk meningkatkan mutu belajar mengajar. Kepengawasan menurut konsep baru (modern) sebagaimana terkandung dalam konsep supervise bercirikan:

1) Research :
meliputi bagaimana situasi sekolah yang sebenarnya, dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
 Merumuskan problema yang akan diteliti
 Mengumpulkan data tentang problema itu

Dalam fase ini dikumpulkan berbagai fakta dan pendapat sebagai pertimbangan, teknik yang dipakai misalnya; observasi, wawancara, angket dan sebagainya.
 Pengolahan data
Bahan yang sudah terkumpul kemudian di olah untuk memperoleh kesimpulan, biasanya dengan menggunakan perhitungan statistic.
 Penyimpulan hasil penelitian
Dari hasil pengolahan dapat disimpulkan keadaan sebenarnya tentang pendidikan.

2) Evaluation:
Yaitu penilain hasil penelitian yang dilakukan secara cooperative antara supervisor dan yang di supervisi yaitu:
 Bersama-sama mencari aspek positif yang telah dicapai
 Bersama-sama meninjau aspek negative/kelemahan dan kekurangan atau hambatan yang ada.
 Bersama-sama menganalisa sebab-sebab adanya kekurangan / hambatan yang dialami.

3) Improvement :
Mengadakan perbaikan. Baik supervisor maupun yang di supervise;
 Bersama – sama mengihtiarkan cara-cara mengatasi kekurangan
 Bersama-sama berusaha mempertahankan yang sudah baik supaya lebih baik lagi.

4) Assistance :
Memberikan bantuan dan bimbingan (guidance) dan penyuluhan (conseling). Atas kesadaran tugas dan tanggung jawabnya supervisor:
 Menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu mengadakan perbaikan-perbaikan
 Mengikhtiarkan sumber-sumber, baik material maupun personal
 Memberikan bimbingan dan penyuluhan.

5) Cooperation :
Yaitu, kerjasama/gotong-royong secara kekeluargaan antara supervisor dan supervise.

2.1.1.2 Tujuan Supervisi
Tujuan khusus supevisi di bidang Pendidikan, menurut Ametembun (2007: 28-23) adalah :
1) Membantu guru-guru untuk memahami tujuan yang sebenarnya dari pendidikan dan peranan sekolah
2) Membantu guru-guru untuk lebih menyadari dan memahami kebutuhan dan kesulitan murid-murid dan membantu mengatasinya
3) Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk melengkapi dan mempersiapkan murid-murid menjadi anggota masyarakat
4) Membantu guru mengadakan diagnosa secara kritis, serta menolong mengatasi kesulitan belajar murid-murid
5) Membantu guru untuk menilai aktivitas murid dalam rangka perkembangan anak didik
6) Memperbesar kesadaran para guru terhadap tata kerja yang demokratis dan cooperative
7) Merangsang para guru untuk meningkatkan mutu secara maksimal
8) Membantu guru untuk memanfaatkan pengalamannya
9) Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarakat
10) Memperkenalkan guru-guru dan karyawan baru kepada situasi sekolah dan profesinya
11) Melindungi guru dan karyawan terhadap tuntutan yang tidak wajar
12) Mengembangkan professional guru-guru.

2.1.1.3 Fungsi Supervisi
Tugas-tugas pokok supervisor di bidang pendidikan adalah :
a. Penelitian
Proses suatu penelitian ilmiah meliputi:
(1) Perumusan pokok masalah yang akan diselidiki
(2) Pengumpulan data
(3) Pengolahan data
b. Penilaian
Fungsi ini menitik beratkan pada aspek-aspek positif daripada aspek negative
c. Perbaikan
Dalam supervisi pendidikan modern tugas supervisor adalah mengadakan perbaikan terhadap pengajaran dan situasi belajar serta upaya yang digunakan oleh para guru dan karyawan.
d. peningkatan
Yaitu meningkatkan / mengembangkan situasi yang ada kearah yang lebih baik.


2.1.2 Budaya Kerja
2.1.2.3 Pengertian Budaya / Kebudayaan, Kerja dan Budaya Kerja
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni agama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia. Sementara menurut Edward B. Taylor (1871) yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adapt, kapabilitas, dan kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota dari suatu perkumpulan / komunitas tertentu. Sedangkan menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (Gomes, 1999:76) bahwa: Kultur mengandung pola, eksplisit maupun implicit dari prilaku yang diwujudkan dalam symbol yang menunjukkan hasil kelompok yang berbeda.
Konsep budaya dikembangkan oleh para pakar organisasi sehingga erat kaitannya dengan aspek perkembangan organisasi, maka muncul istilah budaya organisasi, yang memiliki empat konsep budaya yang berkembang yaitu:
a. konsep hubungan antar manusia
b. konsep struktur modern
c. konsep system
d. konsep kekuatan dan politik
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa;budaya kerja adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya juga prilaku kerjanya.
Sementara karkteristik budaya kerja di sekolah seperti yang di katakan Freud adalah sebagai berikut:
(1) Observed behavioral regularities
(2) Norms
(3) Dominan value
(4) Philisophy
(5) Rules
(6) Organization climate

2.1.2.2 Tujuan atau Manfaat Budaya Kerja
Manfaat budaya kerja:
1. Meningkatkan jiwa gotong – royong
2. Meningkatkan kebersamaan
3. Saling terbuka satu sama lain
4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5. Membangun komunikasi yang baik
6. Meningkatkan produktivitas kerja
7. Tanggap dengan perkembangan dunia luar dll.

2.1.3 Kepuasan Kerja
2.1.3.1 Pengertian dan konsep Kepuasan Kerja
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual, sebagaimana Gibson Ivancevich dan Donely (1985:73) mengatakan bahwa: “Kepuasan kerja adalah suatu sikap yang dimiliki individu tentang pekerjaan, yang merupakan hasil persepsinya terhadap pekerjaan tersebut”. Hal senada dikatakan pula oleh George dan Jones (1996:70) bahwa: “kepuasan kerja adalah kumpulan perasaan dan nilai yang dimiliki karyawan mengenai pekerjaannya saat ini”.
Dalam bidang pendidikan , Hoy dan Miskel (2001: 303) mendefinisikan bahwa:
“kepuasan kerja sebagai pernyataan sikap saat ini atau masa lalu yang dihasilkan ketika seorang pendidik menilai pekerjaan mereka berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka kepuasan kerja guru adalah kondisi fisik dan psikis guru sehingga iamemberikan pernyataan sikap tentang pekerjaan mereka dalam hubungan dengan hasil yang mereka peroleh dari pekerjaan itu”.

Hal ini juga di definisikan oleh Locke dalam Luthan (1995:126) sementara Davis (1993:195) menyatakan bahwa kepuasan kerja bersifat dinamis yaitu perasaan puas dapat berubah–ubah sesuai dengan kondisinya. Sedangkan Handoko (1993:196) mengemukakan bahwa setiap individu yang masuk ke suatu lingkungan kerja membawa kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Hal ini sama sebagaimana yang dikatakan oleh: Fraser (1992:100). Demikian juga halnya seperti yang di definisikan oleh Robbins (1991:172), sementara Crusway dan Lodge (1995:105) mengatakan bahwa factor kepuasan kerja secara komprehensif menekankan pada beberapa factor diantaranya nilai intrinsic pada suatu pekerjaan.

2.1.3.2 Teori Kepuasan Kerja
Beberap teori tentang kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
1. Two Factor Theory
Teori ini mengatakan bahwa antara kepuasan dan ketidak puasan merupakan bagian dari kelompok varibel yang tidak dapat dipisahkan
2. Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja ketika individu diterima seperti yang diharapkan.

2.1.3.3 Penyebab Kepuasan Kerja
Ada Lima factor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
a. pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)
b. perbedaan (Discrepancies)
c. pencapaian nilai (Value attainment)
d. Keadilan (Equity)
e. Komponen genetic (Genetic components)
Selain penyebab kepuasan kerja, ada juga factor penentu kepuasan kerja, seperti Gaji, kondisi kerja dan hubungan kerja (atasan dan teman sekerja).

2.1.3.4 Korelasi Kepuasan Kerja
Beberap korelasi kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
1) Motivasi
2) Pelibatan Kerja
3) Organizational citizenship behavior
4) Organizational commitment
5) Ketidak hadiran (Absenteisme)
6) Perputaran (Turnover)
7) Perasaan Stress
8) Prestasi Kerja/ Kinerja


2.1.3.5 Mengukur Kepuasan Kerja
Pengukuran kepuasan kerja dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu :
1. Pengukuran Kepuasan kerja dilihat sebagai konsep global, dimana pengukurannya menggunakan kuesioner satu pertanyaan (soal)
2. Pengukuran Kepuasan Kerja dilihat sebagai konsep Permukaan, yang menggunakan konsep facet (permukaan) atau komponen, yang menganggap bahwa kepuasan karyawan dapat bervariasi dan harus diukur secara terpisah.
3. Pengukuran Kepuasan Kerja dilihat sebagai kebutuhan yang terpenuhkan, yaitu suatu pendekatan terhadap pengukuran yang tidak menggunakan asumsi bahwa semua orang memiliki aspek yang sama dari situasi kerja.
Dua pendekatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja seperti yang dikemukakan oleh Robbin (Wibowo:2007) yaitu:
1. Single Global Rating; meminta individu untuk merespon pertanyaan.
2. Summation Score; menanyakan perasaan pekerja tentang masing-masing elemen seperti; sifat pekerjaan, upah, supervise dsb.
Pendapat lain mengatakan bahwa pengukuran kepuasan kerja dapat diukur melalui tiga Cara yaitu:
1. Rating Scale dan Kuesioner
2. Critical Incidents
3. Interview

2.1.3.6 Pengaruh Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja dapat berpengaruh terhadap beberapa hal seperti:
1. terhadap Produktivitas
2. Ketidakhadiran
3. Keluarnya Pekerja (Turnover)
4. Respon terhadap kepuasan kerja
Menurut Robbins (2003) ada tiga cara tenaga kerja mengungkapkan ketidakpuasannya yaitu:

1. Keluar (Exit), meninggalkan pekerjaan dan mencari pekerjaan lain
2. Menyuarakan (Voice), Memberikan saran perbaikan.
3. Mengabaikan (Neglect), Sikap dengan membiarkan keadaan lebih buruk.
4. Kesetiaan (Loyality), Menunggu secara pasif sampai keadaan membaik.

1.1.3.7 Meningkatkan Kepuasan Kerja
Cara meningkatkan kepuasan menurut Greenberg dan Baron (2003:159) adalah sebagai berikut:
1) Membuat pekerjaan yang menyenangkan
2) Orang dibayar dengan jujur
3) Mempertemukan orang dengan pekerjaan yang cocok dengan minatnya
4) Menghindari kebosanan dan pekerjaan yang berulang-ulang.
Sementara itu menurut Riggio (2005) peningkatan kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Melakukan struktur perubahan kerja
2. Melakukan perubahan pada struktur pembayaran
3. Pemberian jadwal kerja yang fleksibel
4. Mengadakan program yang mendukung.

1.2 Kerangka Pemikiran
Penelitian mengenai “Pengaruh Supervisi dan Budaya Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru” di ilhami oleh penelitian sebelumnya dengan judul “Hubungan Antara Pembinaan Personil dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka.”
Penelitian tersebut dilakukan di Majalengka pada tahun 2008, dengan kesimpulan bahwa Pembinaan personil (Supervisi) guru SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka berpengaruh positif terhadap kinerjanya. Artinya, bila pembinaan personil guru ditingkatkan maka kinerja guru akan meningkat. Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian sejenis di SMP se-Kabupaten Indramayu dengan varibel yang berbeda.

2.2.1 Pengaruh Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Guru
Kepuasan kerja guru berhubungan erat dengan; bentuk hubungan antar guru, administrator serta kualitas kepemimpinan. Disamping itu kualitas proses komunikasi juga tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi kepuasan kerja guru.
Pekerja akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannaya, jika mereka merasa bahwa tugas itu merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi. Dalam hal ini karyawan akan lebih menyukai pada tugas yang memberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuannya.

2.2.2. Pengaruh Budaya Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelmpok dan tercermin dalam sikap menjadi prilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja

2.3. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis menyatakan hipotesis penelitiannya sebaga berikut:
2.3.1 Terdapat pengaruh positif dar supervise terhadap kepuasan kerja
2.3.2 Terdapat pengaruh positif dari budaya kerja terhadap kepuasan kerja
2.3.3 Terdapat pengaruh positif dar supervise dan budaya kerja secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja.








BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian
 Para guru Menengah pertama (SMP) se-Sektor I di Kabupaten Indramayu tahun ajaran 2009 – 2010.

3.1.1 Populasi Penelitian
Seluruh guru SMP se-Sektor I Kabupaten Indramayu tahun ajaran 2009-2010, berdasarkan data yang diperoleh dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Sektor I Kabupaten Indrmayu

3.1.2. Sampel Penelitian
Jumlah sample yang Akan dijadikan objek penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane yaitu sebagai berikut:

Keterangan:
N = Jumlah sample
N = Jumlah populasi (535), dan
d2 = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%) maka diperoleh jumlah sample:


Responden


90 orang responden diambil secara acak melalui teknik Random Sampling dengan menggunakan rumus Taro Yamane: seperti tertera diatas.

3.2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif melalui teknik analisis deskriptif korelasional dan regresi dengan menggunakan statistic parametric. Penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai “Pengaruh Supervisi dan Budaya Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMP se-Sektor I Kabupaten Indramayu”.

3.3. Operasional variable Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner/angket sebagai alat ukur mengetahui keadaan responden. Instrument ini untuk mengukur varibel kepuasan kerja guru (Y) sebagai varibel terikat, dan Supervisi (X1) dan budaya kerja (X2) sebagai variable bebas.
Selanjutnya instrument akan diuji dengan validitas conten atau isi.

3.3.1 Variabel Supervisi
Tujuan dari supervisi adalah untuk mempelajari dan memperbaiki bersama-sama dalam membimbing dan mempengaruhi pertumbuhan anak, sementara peranan pembinaannya seperti; korektif, preventif, konstruktif, dan kreatif. Konsep kepengawasan baru (modern) yang terkandung dalam konsep supervise bercirikan: 1) Research 2) Evaluation 3) Improvement 4) Assistance 5) Cooperation.

3.3.2 Variabel Budaya Kerja
Menurut Fred Luthan, karekteristik budaya kerja adalah sebagai berikut: (1) Observed behavioral regularities (2) Norms (3) Dominant Values (4) Philosophy (5) Rules dan (6) Organization Climate.


3.3.3 Variabel Kepuasan Kerja
Ada enam factor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yakni; pekerjaan itu sendiri, upah, promosi, supervise, kelompok kerja, dan kondisi tetap kerja. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya akan mengangkat tiga aspek yaitu: 1) Pekerjaan itu sendiri, 2) Kepemimpinan atasan dan 3) lingkungan tempat bekerja.

3.4 Sumber Data dan Alat Pengumpul Data
3.4.1 Sumber Data
Data atau informasi sangat dibutuhkan sebagai bahan pemecahan masalah dalam suatu penelitian, sehingga dibutuhkan cara untuk dapat mengumpulkan data dengan tepat supaya hasilnya bisa akurat.
Ada dua macam sumber data yaitu: a. Sumber Data Primer, dan b. Sumber Data Sekunder yang dapat dikumpulkan dengan alat berupa1) Angket, 2)Wawancara, 3) Observasi, dan 4) Dokumentasi.

3.4.2 Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa angket atau kuesioner. Sementara bentuk angket yang digunakan adalah bentuk angket tertutup, yaitu angket yang alternative jawabannya telah disediakan, dan respondent tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan.

3.5 Uji Instrumen Penelitian
3.5.1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian
Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:
rXy = Koefisien korelasi
Xi = Jumlah skor item
Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
N = Jumlah Responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji –t rumus:
Keterangan:
T = Nilai t-hitung
R = Koefisien korelasi hasil r hitung
N = Jumlah responden

Distribusi (Tabel –t) untuk = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)
Kaidah keputusan: jika t-hitung > ttabel berarti validJika t-hitung< dari ttabel berarti tidak valid Jika instrument itu valid, maka dilihat criteria penafsirannya tentan indek korelasinya. Sebagai berikut: Antara 0,800 – 1,000 : Sangat besar Antara 0,600 – 0,7999 : Besar Antara 0,400 – 0,5999 : sedang Antara 0,2000 – 0,300 : Kecil Antara 0,000 – 0,199 : Sangat kecil (tidak valid) 3.5.1 Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Reliabilitas mengandung pengertian bahwa instrumen yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan dengan teknik belah dua (Sugiono, 2001:109). Dan formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas tersebut menggunakan koefisien Alpha Cronbach, yaitu sebagai berikut: Langkah-langkah mencari reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus: Keterangan: S1 = varians skor tiap-tiap item = Jumlah kuadran item X1 = Jumlah item X1 dikuadratkan N = Jumlah responden Langkah 2 : Menjumlahkan varians semua item dengan rumus: Keterangan: = Jumlah varians semua item = Varians item ke- 1, 2, 3 ... n Langkah 3: Menghitung varians total dengan rumus: Keterangan: S1 = varians skor tiap-tiap item = Jumlah kuadran item X1 = Jumlah item X1 dikuadratkan N = Jumlah responden Langkah 4 : Masukan nilai alpha dengan rumus: Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu: Sementara itu untuk mendapatkan reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown: Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (tabel r) untuk =0,05 atau =0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n – 2) kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dan r tabel . adapun kaidah keputusan: Jika r11 > r tabel berarti reliable, dan jika r11 < r tabel berarti tidak reliable

3.5 Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan, menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tahap Pengumpulan data
2) Tahap editing
3) Tahap koding
4) Tahap tabulasi data
5) Tahap pengujian kualitas data dan
6) Tahap pengujian hipotesis
Pada pelaksanaaannya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi computer SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Pearson Product Momen, sebagai berikut:

Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) , ketentuannya adalah: bahwa nila r tidak lebih dari harga (-1 r + 1 ). Apabila nilai r = -1, artinya korelasi negative sempurna; r=0, artinya tidak ada korelasi; dan r=1, berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel.
Selanjutnya adalah uji signifikansi, yang bertujuan apabila peneliti ingin mencari makna pengaruh variable X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Signifikansi dengan rumus:

Keterangan:
T hitung = Nilai t
R = koefisien korelasi hasil r hitung
N = Jumlah responden

Kemudian untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variable X dan Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi, yaitu kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%.
Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara variable X1 dan X2 terhadap variable Y digunakan rumus korelasi ganda, yang kemudian dalam perhitungan peneliti menggunakan program aplikasi computer SPSS ( Statistical Product and Service).

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GENAP STIKes INDRAMAYU




YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN D III KEBIDANAN
Kampus : Jl. Olahraga No. 26 Telp. / Fax. (0234) 27129 Indramayu





 

  UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GENAP
TAHUN AKADEMIK 2009 / 2010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

PROGRAM STUDI ILMU          : ILMU KEPERAWATAN STIKes INDRAMAYU
MATA KULIAH                        : BAHASA INGGRIS II
SEMESTER                                : VI (ENAM)  
DOSEN                                      : SANUSI,S.Pd.
  
I.       CHOOSE THE RIGHT ANSWER BELOW BY CROSSING A, B, C, D, OR E


Reading Text 1:
Read the text below carefully 
 Mrs. Egbewole had a stroke ( Cerebrovascular, accident) about 18 months ago. Her family looks after her at home. A nurse from home carer help her with a – twice a day visit. She has come into the care home while her family has a short holiday. The stroke has left Mrs. Egbewole with left sided paralysis and poor balance. She doesn’t have dysphasia. But because the left side of her face is also paralyzed she also has slurred speech and dribbled saliva. She has a problem with non-verbal communication because her facial expression is affected.

1.      The reading text above tells us about:
a.       Mrs. Egbewole and her family        
b.      Mrs. Egbewole and her disease
c.      The stroke which attacked by Mrs. Egbiwole
d.      Mrs. Egbiwole and Stroke
e.      The stroke

2.      How many times a nurse from home carer help her in a day?
a. 1                  b. 2                  c. 3                  d. 4                  e. 5
3.       Why did she get slurred speech and dribbled saliva?

a.       She has a problem with non-verbal communication
b.      Her facial expression is not affected
c.      The left side of her face is paralyzed.
d.      The stroke has left Mrs. Egbewole with left sided paralysis and poor balance
e.      She doesn’t dysphasia

4.      What is dysphasia mean?
a.       Something which be caused people can not speak well
b.      The disease which be caused by stroke attacking that make people can not speak well
c.      Something make people can not stop for speaking
d.      The disease that make people can not do anything
e.      A part of disease that caused people can not speak  well

5.       What is left-sided paralysis mean?
a.       She can not move the left part of her body
b.      She can not make an action because her body is in trouble
c.      She can not move all of the body
d.      Just a part of her body which can not react of stimulate
e.      Just a right part of her body which can not be moved.
6. Nurse          : Your name is Mr. Sinaga Darmowongso, is right? So, how can I address you?
    Patient        : ………………………
a. Ok. I live on Jalan Merbabu no. 225
b. My address is on Jalan Tumpak Jalu no. 330 /03/05
c. Please address me with Mr. Sinaga
d. You may write my address in a piece of paper
e. Not mind. Everything is Ok.

7.  Nurse         : If you need my assistance, please just ……….. the call button. I will help you.
     Patient       : Ok. Thank you, nurse.
a. touch     b. take             c. put               d. press           e. break

8. Nurse A      : How long have you been in this city?
    Nurse B      : ……………………………………….
a.       yes, I came here last night
b.      Not too long
c.      No, I myself come to this city without other people
d.      I have just arrived here
e.      That’s right; I have been here for seven hours.

9. Nurse J       : Mr. Johnson, let me introduce my self, I’m Nurse Lisa. I’m in charge of you today
    Mr. J           : …………………………………………
a.       Nice to meet you Nurse Lisa
b.      Hi, that is good, thank you
c.      How do you do Nurse Lisa
d.      Yes, thanks
e.      No, I don’t care about you

10. Nurse A    : How do you like this country?
Nurse B    : ………………………………. I like it
a.       Yes, of course
b.      No, that is not right. I am like it.
c.      that is good
d.      It’s a nice country
e.      yes, I like it


Reading Text 2:
“Let me introduce my friend to you”. Her name is Catherine. Her hobby is traveling. She is from Surabaya she lives in, she lives in yogyakart.she has lived there for six years. She studied Nursing at AKPER Pengayoman. She is married. She has worked here for 8 months. She works in central sterile department.

11. Who is Catherine?
a.       She is my friend
b.      He is my friend
c.      She is the writer’s friend
d.      He is the writer’s friend
e.      She is a patient

12. Who was a student of AKPER Pengayoman?
a. I am                   b. Catherine                c. My Friend              d. the writer                e. She is.

13. How long Catherine worked at the Central Sterile Department?
a. 6 years              b. 8 months                c. just now                  d. sixteen years          e. sixty years


14. Guest        : Excuse me, could you show me how to get to the post natal clinic?
       Nurse       : ……………………..go along this corridor until you find the laboratory.
a. Sure                b. I’m sorry                c. Ok, thanks              d. Yes,             e. Not mind

15.  Guest       : I’m sorry, could you tell me, and how I get to the dispensary?
        Nurse      : Oh, it’s on the second floor. Just go ……….. To the second floor, then turn left.
a. down stairs    b . Down walk            c upstairs                    d. go ahead                 e. go straight

16. You should go ……… on the first floor. Use the lift, and then turn left. The laboratory is at the corner of this building.
 a. down walk        b. go ahead              c upstairs        d. downstairs              e. go straight 

17. A      : Excuse me, Where is the Pediatric ward?
      B      : Go straight ahead until you…………… the Intensive Care Unit (ICU).
a. near                b. next to        c. beside         d. between      e. find

18. Guest        : Nurse, I’m looking for the Amaryllis ward. Can you tell me where it is?
       Nurse       : You……….. Go along this corridor until you find the stairs.
 a. please,           b. could           c. must            d. don’t           e. should

19. Nurse       : Ok. Go along ………. The Cashier is next to the Dispensary
a. here                b. down walk              c. This way                 d. upstairs       e. this way

20. Guest           : Nurse, I need to go to the Radiology Unit. Could you ……. Me where the Radiology Unit?
a. joint               b. accompany c. give             d. show           e. look

II.          Fill in the blank to complete the sentences.
1.      From the entrance, turn left. You’ll ……. Stairs on your left side
2.      Go downstairs ……. You find the receptionist.
3.      Just go …… to the second floor. Turn left, and then turn right
4.      you turn right, then go along …… until you find the Radiology room
5.      The laboratory is …….the corner of this building
6.      You …. Straight ahead through the admission and the operation room
7.      You will find the Nurse station in front…….the lift
8.      Use the lift then ….. right
9.      It is ……..your lift and the radiology unit
10. You have to ….. outside through that door
11. The canteen is …….after the reception.
12. The Maternity Unit is next …… the Nurse station
13. You will ….. the Children playground
14. ………tell me, where is the customer service?
15. I need to visit my cousin, he is in orthopedic unit. Could you tell me …….it is?
16. Could you show me ….the pediatric room?
17. Where is the postnatal …………….?
18. Then turn left, the pediatric ….. is on your left side
19. Sure, ……. Go together with me
20. ………….. The postnatal clinic?








  





16 April 2010

MATI KETAWA ALA POLANDIA

HUMOR DAN GUYONAN SEGARR
Ala Kang Uci-365



MATI KETAWA ALA POLANDIA

Lelaki pencemburu:

Sebelum berangkat berlibur, seorang suami yang pencemburu:
Minta temannya untuk menjaga dan mengawasi istrinya selama ia tidak ada;
“Kalau terjadi sesuatu yang istimewa, beritahukanlah secepat mungkin!” pesannya kepada sang teman.
Delapan hari setelah keberangkatannya, diterimanya pesan dari temanny; pulang lah segera!”
“Apa yang terjadi?” Tanyanya setibanya di rumah.
“Sejak engkau berangkat, setiap malam istrimu di kunjungi pemilik toko seberang jalan itu. Baru pagi-pagi buta ia pulang meninggalkan rumahmu..”
“Lho, kenapa baru kemarin kamu kasih tau aku?”
“Sebab kau wanti-wanti aku: kalau terjadi sesuatu yang istimewa, beritahulah secepat mungkin! Nah..! semalam pemilik toko itu tidak muncul..”


“Pak Istri saya hilang..”
“Kapan?”
“Yaa, kurang lebih sebulan yang lalu..”
“Kenapa baru laporkan hari ini?”
“Yaa.. sebab makan waktu lama bagi saya untuk bisa percaya bahwa nasib saya tiba-tiba menjadi sebaik ini.”


Semua Teman meyakinkan Malinowski bahwa istrinya;
Terus melacurkan diri dengan macam-macam lelaki. Setelah bukti ada di tangan, Malinowski menceraikan istrinya secara resmi.
Sehabis pulang dari persidangan, Malinowski berdiri di depan gedung pengadilan untuk berpisah dengan istrinya.
“ Mari kita berpisah, sebagai dua sahabat..tetapi katakanlah kepadaku, apakah anak kelima adalah anakku?”
“sumpah! Anak terakhir itu memang betul anakmu sendiri!”


Percakapan sepasang suami istri
“sudah lima tahun kita kawin. Tetapi saya malu, malu, maluu… Orang tua kita selalu membayar kontrakan untuk kita. Paman saya secara teratur membelikan kita pakaian. Kakak perempuan saya, setiap bulan mengirimkan separuh gajinya.. situasi semacam ini tidak boleh berlangsung terus menerus!”
“Kau benar! Empat saudara laki-lakimu seharusnya mulai mengirim uang untuk kita”

GUYONAN SEGAR GERR +PLUS Ala kang Uci-365

GUYONAN SEGARR GERR + PLUS
ALA KANG UCI-365



Columbus Rasa Sejarah

“Apa yang mendasari perjalanan Columbus hingga ke Amerika?”
”Tidak ada maksud lain, bu..kecuali agar pelajaran sejarah menjadi lebih seru”


“Anton! Bagaimana kamu mengeja kata ‘Tetangga’?”
Kata bu guru kepada muridnya..
“T-e-t-a-n-g-g-a”
“Baguus. Sekarang, kamu Tomi, apa yang dimaksud dengan tetangga.?”
“Tetangga adalah wanita yang selalu meminjam sesuatu dan segan mengembalikannya”


“Tahukah Kamu di mana perjanjian Linggar Jati di tandatangani?”
“Pasti di sudut bawah kertas itu!”


Di hari pertama masuk sekolah Taman Kanak-Kanak:
Erni menemui ibunya yang menjemputnya setelah bel pulang berbunyi. “Waduuh, anak mama sudah pinter sekolah. Pelajaran apa yang diberikan oleh ibu gurumu hingga akhir jam belajar hari ini?” Tanya ibu nya.
“Pelajaran yang diberikan sangat sedikit. Mama pulang duluan aja, deh.. Erni mau balik lagi ke sekolah untuk minta pelajaran tambahan..”


Benny berbisik-bisik pada Rita di dalam Kelas,
“Dengarkan, Rita..aku punya apa yang engkau pasti tidak punya..”
“Apa itu ? boleh aku lihat?”
“Nanti saja, pulang sekolah kita ke sudut taman, Oke?”
Sesampai di sudut taman, Benny mengubah rencananya.”Kita ke rumahku saja yuKK? Rumahku kosong, kuperlihatkan nanti di kamarku…”
Rasa ingin tahunya membunuh ketakutan Rita. Diikutinya Benny sampai ke kamarnya.”Ini sudah di kamarmu..Apa itu? Ayo, cepat!”
“Mari naik ke tempat tidurku..sambil berselubung selimut, pasti engkau tertarik deh..”
Sudah kepalang tanggung, dengan ketakutan yang luar biasa, Rita naik ke tempat tidur Benny. Perlahan-lahan mereka hilang di balik selimut.
“Kemarin kan aku ulang tahun, “ kata Benny di dalam selimut, “ Nenek ku memberiku hadiah sebuah jam tangan dengan angka-angka dan jarum yang bisa menyala kalau di tempat gelap. (ber-radium). Tuh, lihatlah sendiri… bagus, kann?”





“jaket baru, ya? Dari kulit ular sanca, ya??”
“seratus untukmu. Tetapi bagaimana kamu tahu bahwa ini terbuat dari kulit ular sanca?”
“Bagaimana aku tahu.. tidak sulit. Aku bukan menebak bukan pula meramal..aku segera tahu, sebab sudah jelas dari… kepala pemakainya!”
“Busyeeett…!”



”Tolong potong ekor anjing saya ini. Ekornya selalu dikibas-kibaskan;
Jika ia merasa gembira kalau bertemu dengan orang yang disenanginya”
“Itu tandanya ia anjing pintar.”
“Begini masalahnya, nanti siang ibu mertuaku akan datang. Katanya sudah kangen sekali sama cucunya. Aku ingin supaya jangan sampai ada yang memperlihatkan kegembiraan atas kedatangan si bawel itu..”


Sepasang suami istri setengah baya mengunjungi pameran lukisan karya penulis kenamaan.
Sampai di depan sebuah lukisan wanita bugil yag berpenutup daun mangkokan pada bagian – bagian tubuhnya yang vital, sang suami seperti terpaku berdiri dengan mata tak berkedip memandanginya. Karuan saja sang istri jadi kesal. “Ayo, kita melihat-lihat yang lain. Mosok Cuma nongkrongin yang ini saja!”
“Sabar sedikitlah..!” sahut suaminya yang tak bermaksud sedikitpun beringsut.
“sabar, sabar..apa dikira daun-daun itu akan terbang ditiup angin? Badai pun tak akan bisa menyingkirkan daun mangkokan itu.. sudah, ayo jalan!”


Setelah beberapa hari di Ibukota, mbok Minten dari kampong diantar jalan-jalan oleh menantunya melihat keindahan kota Jakarta.
“Itu yang di puncak tugu itu seperti emas, ya nduuK??”
“O, itu emas tulen bu..lambang kemakmurandan kesejahteraan negeri kita”
“Wah..betapa repotnya orang setiap malam harus menurunkannya untuk di simpan, dan keesokan harinya kembali menaikinya untuk ditaruh kembali..”